Syaikh Omar Meninggal, Ustadz.Abdul Somad Kenang saat Disuapi Sang Guru





Ustadz Abdul Somad pernah menimba ilmu di Sudan, tepatnya di Universitas Islam Oumdurman Sudan. Di Sudan itu pula ia meraih gelar doktor.

Salah satu guru yang dekat dengannya adalah Prof. Dr. Syaikh Omar al-Ma'ruf Ali yang merupakan Guru Besar Hadits Universitas Islam Oumdurman Sudan. Saking dekatnya ia pernah dibawa ke kampung Omar.


Namun kini Abdul Somad tak bisa lagi bertemu sang guru tersebut, sebab Syaikh Omar telah meninggal beberapa waktu lalu. Pria yang akrab disapa UAS itu pun mengenang gurunya tersebut lewat tulisan yang diunggah ke Instagram @ustadzabdulsomad_official pada Senin 11 Mei 2020. Berikut penuturannya:

Prof. Dr. Syaikh Omar al-Ma'ruf Ali. (Guru Besar Hadits Universitas Islam Oumdurman Sudan). Kesan pertama, tidak menggoda. Syaikh Omar nanya macam-macam. Belum apa-apa sudah seperti sidang aja.

Terasa betul bodoh saya di hadapan Syaikh Omar. Apalagi pas dikasi oleh-oleh dari Indonesia, dia jawab ketus, "Kami tidak menerima hadiah sebelum sidang!"

Baca Juga: Virtual Photoshoot di Rumah Aja, Ria Miranda Cantik Berhijab

Pulang ke rumah, terasa mual, karena coretannya banyak sekali. Mata Syaikh Omar sangat tajam, titik pun dia permasalahkan.

Setelah semuanya berlalu, Syaikh Omar membawa saya ke kampungnya. Ia perkenalkan ke keluarganya. Ia potongkan kambing. Ia suapkan ke mulut saya. Ia bawa ziarah ke makam buyutnya di bukit Syaikh Thayyib, murid Syaikh Muhammad Samman al-Madani.

Dia bawa saya berkeliling Kota Khartoum dan Oumdurman. Menunjukkan tempat-tempat para wali Allah dan tempat bersejarah. Di antara ucapannya, "Mungkin engkau bertanya dalam hati. Mengapa kita selalu jumpa di masjid. Mengapa aku tak pernah membawamu ke rumahku di Oumdurman?

Aku tak punya rumah Nak. Aku menyewa rumah kecil sederhana. Lebih tiga puluh tahun aku jadi da'i Rabithah Alam Islamy yang digaji dari Makkah. Di samping gajiku sebagai guru besar. Semuanya kupakai untuk membangun masjid dan sekolah tahfizh".

Baca Juga: Ustadz Oemar Mita: Tidak Ada Penipu Paling Ulung Kecuali Segenggam Dunia

Waktu mesti memisahkan kami. Aku pun pulang ke Tanah Air. Syaikh Omar selalu membalas pesan-pesan yang kukirim melalui whatsapp. Salah satu pesannya, "Terima kasih atas cenderamata yang engkau titipkan ananda Abdul Somad. Adapun uang yang engkau selipkan, sudah habis kubagi-bagikan kepada fakir miskin".

Beberapa jumat tak ada berita. Pesan terakhir ucapan selamat Ramadan. Lalu Mu'ayyad putera Syaikh Omar calon dokter itu berkirim pesan, "Tolong doakan Syaikh Omar, sedang sakit".

Ku kirim potoku dan Hadziq. Kata Mu'ayyad, "Syaikh Omar tersenyum melihat poto kalian".


Dua hari lalu Mu'ayyad kirim pesan, kondisi Syaikh kritis. Ku kirimkan bacaan doa. Ku minta Mu'ayyad mendengarkan suaraku ke telinga Syaikh Omar. Doa yang pernah ia ajarkan. Paling tidak ia tau, bahwa aku mengamalkan ilmunya.

Akhirnya, tengah malam tadi, Mu'ayyad berkirim voice singkat, " Syaikh Omar sudah mendahului Kita"

Inna lillahi Wa Inna ilaihi rojiun Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wafuanhu. Selamat jalan Syaikhna, engkau sudah lepas dari penjara dunia. Semoga kami bisa menapaki jalan keikhlasan yang pernah engkau ajarkan pada kami. Syaikh Omar Al-Ma'ruf Ali